Senin, 15 Juni 2009

Islam yang satu, Umat yang satu

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam..

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Dengan banyaknya aliran, mazhab, kelompok maupun golongan dalam umat islam saat ini- sebagai seorang muslim saya pernah bertanya pada diri sendiri; "Saya ini Islam yang mana ya?". Dari pertanyaan inilah pembelajaran saya dimulai.

Ramai disekitar kita perdebatan mengenai perbedaan-perbedaan dalam umat, mulai dari hal yang umum seperti permasalahan cara shalat sampai yang ' level tinggi' seperti penafsiran ayat-ayat mustasyabihat. Dibalik kekhawatiran saya akan kesatuan umat, terselip rasa syukur bahwa ternyata umat Islam saat ini memiliki semangat yang tinggi dalam mendalami ilmu Agama. Kita semakin melihat adanya perhatian kepada keshahihan sebuah hadits dalam segi pendalilan. Intinya (menurut saya) kebaikan dalam hal ini adalah adanya niat untuk lebih berhati-hati dalam persoalan ibadat dan pemahaman aqidah.

Perbedaan dalam permasalahan shalat, sebagaimana kita tahu adalah merupakan permasalahan klasik warisan umat terdahulu. Qunut subuh-tidak qunut subuh, tarawih 11 atau 23 raka'at dan banyak lain-lainnya. Bahkan dalam awal munculnya gerakan tajdid di Indonesia, hal ini sampai mewujudkan pertikaian yang ramai diseluruh pelosok negeri ini. Para pembawa ideologi tajdid memandang ajaran Islam yang saat itu berkembang telah terkontaminasi oleh bid'ah, takhyul dan khurafat. Dan sebaliknya kaum lama diposisi berseberangan mengatakan paham tajdid itu berarti mengkafirkan seluruh nenek moyang yang menerapkan ajaran Islam sebelum mereka.

Umumnya kita mengenal ungkapan; "Ini paham N.U", "Paham Muhammadiyah", "Paham PERSIS", dan saat ini kita juga sering mendengar; "Oh itu sih paham Wahhaby", "Itu Syiah", "Itu Sunni", "Itu anu..." dan seterusnya.

Saya yang sangat awam ini bertanya dalam hati; "Waduh? Saya ini sebenarnya ikut yang mana ya?"

Setelah saya menelaah dengan susah payah dan tanpa patah semangat, akhirnya saya mulai memahami dasar-dasar perbedaan dari beberapa paham ini.

Dalam perkembangannya, dunia syariat Islam mengalami beberapa fase yang saling terkait. Fase sebelumnya mempengaruhi yang sesudahnya. Dan peristiwa-peristiwa besar di masing-masing fase seperti peperangan, pergantian kekuasaan pemerintahan dan lain-lain semakin menambah faktor dalam munculnya "Paham-paham" ini.

Perhatikanlah kesatuan Islam yang 'Haq' dizaman beliau saw. Berlanjut pada zaman setelah beliau wafat, mulailah muncul benih-benih perbedaan pendapat. Namun hal ini adalah sebuah konsekuensi dari ketiadaan panutan dalam memahami agama. Warisan Rasulullah saw kepada para sahabat mencakup seluruh umatnya adalah Al Qur'an dan penggalan-penggalan perkataannya (sunnah nabawi/khabar/atsar/hadits) sebagai tempat merujuk.
Namun Allah swt yang maha mengetahui lagi maha bijaksana tentunya memiliki rencana bagi kita seluruh umat islam sampai akhir zaman. Dan Allah mencukupkan kita dengan apa yang diwariskan oleh nabiNya.
Ketika perbedaan semakin meluas, maka bukanlah perpecahan yang seharusnya terjadi. Namun proses penyadaran diri, bahwa kemampuan kita sebagai manusia yang terbatas. Dan diantara seluruh ikhtilaf, maka yang paling benar adalah yang tidak membuat pemahaman tersebut merasa "paling benar", lainnya salah. Yang paling mungkin adalah paling mendekati kebenaran. Kita manusia, tidaklah maksum. Begitupun para sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan seluruh ulama besar seantero jagat dari masa terdahulu sampai detik ini. Semua mungkin benar, dan mungkin salah.

Hanya dari Allah azza wa jalla kebenaran yang haq. Dan apa yang disampaikan Allah melalui RasulNya, itulah kebenaran. Itulah tonggak aqidah yang paling awal.

Bukanlah sebuah usaha menurunkan derajat para salihin diatas, yang sebagian besar nafas mereka (semoga mereka dirahmati Allah swt) dihabiskan untuk mengurai hakikat Islam sebagai jalan hidup yang diridhaiNya.
Tetapi Islam bermakna tunduk, taat. Maka taatilah Allah dan rasulNya. Yaitu janganlah berpecah dalam menjalani Islam. Bersatulah. Jangan buat Islam-Islam lainnya. Islam hanya satu. Islam yang diridhaiNya sebagai jalan yang selamat, Islam yang diajarkan melalui utusanNya Muhammad saw.

Ikhtilaf dalam Islam idealnya disikapi sebagai hal yang memajukan Islam itu sendiri, dimana seluruh elemen dapat saling melengkapi dan memperjelas kehendak-kehendak hakiki Dien Islam yang mulia ini. Namun realitanya sulit mengharapkan hal itu terjadi, dikala terdapat perbedaan-perbedaan yang sulit didamaikan. Dan sadarilah, masing-masing golongan yang ada pada saat ini memiliki hujjah-hujjahnya yang kuat. Namun seiring zaman akan terbukti yang paling mendekati kebenaran, sebagaimana mazhab-mazhab terdahulu yang sekarang sudah menghilang. Karena yang akan bertahan sampai akhir adalah yang paling selamat. Bagaimana rupa dan bentuk mazhab ini? Wallahu 'Alam.
Yang pasti Islam yang satu inilah yang selamat.

Lalu bagaimana menyikapi hal ini?

Kewajiban utama kita adalah beribadah dan berusaha. Selebihnya kita serahkan kepadaNya. Buka hati kita dan sadari keterbatasan kita. Betapa bodohnya kita yang diberi akal ini tidak juga mampu untuk mencapai kesatuan umat. Betapa meruginya kita ini mengaku sebagai umat Muhammad saw namun kemunduran-kemunduran terjadi didepan mata kita. Ampuni kami ya Rabb..

Semoga setelah seluruh umat diberikan Hidayah untuk menyadari keterbatasannya dalam mengklaim kebenaran, Allah azza wa jalla membukakan pintu rahmat akan kesatuan umat Islam.

Sebuah tujuan yang jauh dari harapan, namun tetap sebuah mimpi yang tak kan redup.

Maafkan kesalahan dan kebodohan saya..

Wabillahi taufiq.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

1 komentar:

  1. Dan sadarilah, masing-masing golongan yang ada pada saat ini memiliki hujjah-hujjahnya yang kuat. Namun seiring zaman akan terbukti yang paling mendekati kebenaran, sebagaimana mazhab-mazhab terdahulu yang sekarang sudah menghilang. Karena yang akan bertahan sampai akhir adalah yang paling selamat. Bagaimana rupa dan bentuk mazhab ini? Wallahu 'Alam.
    Yang pasti Islam yang satu inilah yang selamat. >===> Saya pernah dengar dari Quraish Shihab tentang hadis umat Islam akan terpecah jadi 73 dan hanya satu yang benar. Namun beliau juga mengatakan keberadaan hadis yang bertolak belakang bahwa umat Islam akan pecah jadi 73, semuanya benar kecuali satu. www.msibki3.blogspot.com

    BalasHapus